Jumat, 30 Agustus 2013

Hayden Kesal Ducati Tak Berinovasi

Sebab apa Ducati dan dirinya tak kompetitif, Nicky Hayden membeberkannya. Ia menganggap pabrikan Italia itu ketinggalan zaman dan tak bisa berinovasi.

Pada setiap balapan Hayden hanya dimodali frame serat karbon untuk bersaing pada balapan di era 1000cc. Mesin itu sudah digunakan sejak 2003, saat MotoGP masih mengenal mesin berkapasitas 800cc. Padahal Honda --klub lama Hayden-- yang jadi rival bebuyutan sudah bermigrasi ke twin spar alumunium frame.


Dengan mesin itu Ducati pun sulit bersaing. Gelar juara terakhir diperoleh saat punya Casey Stoner sebagai pembalap di musim 2007.

Lompatan ke serat karbon sasis depan terjadi pada 2009. Dan Stoner masih menggunakannya pada empat musim berikutnya. Sejak itu pula Ducati tidak sekalipun menjadi juara lagi.

Bahkan langkah mengganti desain tak menghasilkan torehan positif. Termasuk saat menempatkan Valentino Rossi. Kemudian pada musim 2011 Ducati mulai mencoba menggunakan serat karbon dengan alumunium seperti yang digunakan Honda.

"Kami mencoba untuk mengikuti teknologi Honda. Itu sulit. Kami hanya membicarakannya, tapi mereka lebih berpengalaman dan lebih paham tentang frame alumunium daripada kami," kata Hayden kepada Crash.

"Ducati memiliki banyak sukses besar di Superbike dan kompetisi lain dengan caranya sendiri. Ducati adalah Ducati dan membutuhkan pebalap yang sesuai dengan mereka.

"Mekanik Ducati mencoba meniru Honda dan itu tidak berhasil. Mungkin jika mekanik Honda meniru Honda itu bagus. Saya tahu itu karena saya pebalap," kata Hayden.

Kemudian Hayden mengingatkan memori saat tes di Jerez Oktober 2011. Waktu itu dia memecahkan rekor saat MotoGP mengawali kapasitas mesin ke 1000cc.

"Frame dengan karbon depan memiliki banyak potensi. Itu sudah tak pernah saya dapatkan lagi saat balapan," kata Hayden.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar